TG Telegram Group Link
Channel: Ngaji
Back to Bottom
Channel ini diniatkan untuk berkontribusi menambah khazanah pemahaman keislaman.

Kegiatan channel ini selanjutnya insya Allah akan mengadakan Kajian Mutiara Sirah Nabawiyah bersama Bang Ahmad D.M., MA (Magister Quds Studies | Peneliti Sejarah Islam). Jadi silakan temen-teman tetap bergabung di channel ini untuk bersama-sama mengikuti kajiannya.
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-1

Untuk Apa Kita Mempelajari Kisah Hidup Nabi Muhammad?

1. Untuk mengenal utuh Nabi dan memahami kepribadian beliau.

Hal ini penting agar pemahaman kita utuh terhadap Nabi. Ibarat puzzle, kita tidak pernah secara jelas melihat “wajah” kehidupan nabi seperti apa. Sejak di bangku sekolah, pelajaran agama tentang sejarah kehidupan Nabi tidak pernah tuntas dipelajari. Biasanya yang dipelajari selalu berulang seputar kelahiran, silsilah keluarga inti, dan wafatnya beliau. Kali ini, ikhtiar kita untuk bisa mengambil mutiara-mutiara terpendam dari seluruh episode kehidupan Nabi untuk kita ambil pelajarannya.

2. Untuk mendapatkan teladan yang baik dalam semua sendi kehidupan.

Nabi memberikan keteladanan kepada kita di semua aspek kehidupan. Sebagian dari kita, hanya meneladani sisi bagaimana beliau melaksanakan ibadah mahdah saja. Seringkali kita tidak sadar bahwa beliau adalah seorang enterpreneur sejati, pemimpin sukses, politisi handal, ahli strategi perang yang canggih, pakar ekonomi, kepala keluarga juga suami yang baik, dan tentunya juru dakwah yang berhasil.

3. Membantu kita mempelajari Al-Quran.

Sebagian besar ayat Al-Quran memiliki asbabun nuzul (sebab turunnya suatu ayat). Semakin baik pemahaman seseorang terhadap sejarah kehidupan Nabi, maka akan semakin memudahkannya memahami Al-Quran. Misalnya, Surah Al-Anfal akan sulit dipahami jika kita tidak mengetahui sejarah perang Badar. Sementara itu, Surah Al-Ahzab sangat erat hubungannya dengan peristiwa perang Ahzab.

4. Membantu meyakinkan kita bahwa ajaran Islam itu realistis, bisa dilaksanakan dan pernah dipraktikkan secara utuh di masa Nabi.

Nabi Muhammad tidak seperti nabi-nabi sebelumnya, yaitu Allah berikan mukjizat maha dahsyat untuk mengatasi sebuah masalah. Melainkan, sebagian besar peristiwa yang dialami Nabi semasa dakwahnya merupakan peristiwa sebab-akibat, sama seperti kehidupan kita sehari-hari. Nabi mengajarkan perlunya kita mengikuti sunnatullah kehidupan, yaitu berikhtiar semaksimal mungkin dengan ilmu yang dimiliki, kemudian menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah.

Ini memberikan pelajaran bahwa Nabi Muhammad itu persis seperti kita manusia biasa bukan malaikat. Sehingga kita bisa meng-copy paste seluruh jalan kehidupan beliau.

Wallahu'alam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-1 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-2

Fase Kehidupan Nabi Muhammad

1. Nabi wafat pada usia 63 tahun. Dari sini kita bisa membagi 2 periode dalam kehidupan Nabi, yaitu periode sebelum kenabian (0-40 tahun) dan periode setelah kenabian (40-63 tahun).

Pada periode setelah kenabian terbagi lagi menjadi 2 periode, yaitu periode sebelum hijrah atau biasa disebut di dalam Al-Qur’an periode Makkah (13 tahun) dan periode setelah hijrah atau biasa disebut di dalam Al-Qur’an periode Madinah (10 tahun).

2. Pada periode sebelum kenabian (0-40 tahun) bisa kita istilahkan dengan periode persiapan. Sementara periode setelah kenabian (40-63 tahun) kita istilahkan periode penugasan.

3. Lebih lama mana periode persiapan atau penugasan? Periode persiapan menjadi Nabi lebih lama karena berlangsung selama 40 tahun, sementara periode penugasan menjadi Nabi selama 23 tahun.

Dalam segala hal proses menyiapkan, kita perlu bersabar karena sunnatullahnya persiapan selalu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan penugasan. Misalnya, ketika mengerjakan ujian akhir di sekolah yang hanya 2-3 jam, dibutuhkan proses persiapan cukup panjang dalam waktu beberapa tahun. Contoh lain, ketika akan berbicara di depan umum beberapa menit saja diperlukan latihan belasan bahkan puluhan jam sebelumnya.

4. Jika saat ini usia kita masuk dalam rentang 0-40 tahun maka ikutilah petunjuk Nabi, berarti kita sedang dalam periode persiapan.

Kita akan sadar bahwa usia dalam periode persiapan perlu diisi dengan mempelajari sebanyak mungkin keahlian. Seperti Nabi kita pada usia muda belajar banyak hal diantaranya: berdagang, menggembala hewan ternak, memecahkan masalah yang muncul di masyarakat, kepemimpinan, politik, diplomasi, dll.

Dalam periode ini rentang waktunya cukup panjang, sehingga bisa banyak peluang pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Kemudian, dari semua yang sudah dipelajari kita bisa memilih bidang yang sesuai untuk kelak menjadi ahli dalam bidang tersebut.

5. Jika sudah belajar Sirah Nabi, kita akan sadar bahwa bagi kita umat islam tidak mengenal istilah usia pensiun. Kenapa? Karena jika mengikuti kehidupan Nabi, beliau justru Allah beri amanah penugasan sebagai Nabi saat usia 40 tahun. Jika direfleksikan dengan kondisi kita sekarang, usia 40 tahun justru usia kita mempersiapkan hari tua diantaranya: mengurangi aktivitas, merawat cucu, menikmati dana pensiun, atau mengelola aset yang sudah lama ditabung saat usia produktif kita.

6. Jika sudah belajar Sirah Nabi, kita akan sadar bahwa kelak di usia 50 tahun tetap dibutuhkan kondisi fisik yang prima. Sebagaimana Rasulullah SAW pada usia 53 tahun harus melakukan perjalanan panjang meninggalkan kampung halamannya di Mekkah untuk hijrah ke Madinah.

7. Jika sudah belajar Sirah Nabi, kita akan sadar bahwa dari usia 55 tahun hingga wafatnya Nabi pada usia 63 tahun, diperlukan fisik yang jauh lebih prima lagi. Karena di masa itulah umat Islam selama 8 tahun berikutnya menghadapi peperangan: Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, Mu’tah, Pembebasan Makkah, Hunain, dan Tabuk. Bahkan sebagian besarnya beliau ikut turun langsung dalam peperangan.

8. Karena sejarah bukan hanya peristiwa yang telah berlalu tanpa ada manfaat. Tetapi, sejarah akan terus berulang di masa yang akan datang dengan tokoh dan lokasi yang berbeda. Sehingga perlunya mempelajari sejarah agar kelak bisa kita jadikan bekal untuk menghadapi kondisi saat ini dan yang akan datang.

Wallahu'alam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-2 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-3

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

1. Nabi SAW lahir di Mekah pada tahun gajah (570 Masehi) bulan Rabiul Awal di hari Senin. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, tatkala Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin, beliau bersabda, “Hari itu adalah hari kelahiran saya dan hari saya menerima wahyu.”

2. Nasab beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr. Sosok Fihr ini memiliki nama lain, Quraisy. Quraisy dikenal sebagai suku yang paling terhormat di seluruh jazirah arab.

3. Rahasia Allah menakdirkan Nabi berasal dari suku yang terhormat, agar menutup celah ada pihak yang mengatakan bahwa sesungguhnya dakwah Muhammad hanya mencari sensasi untuk memperoleh status sosial yang tinggi.

4. Saat Nabi lahir, beliau sudah berstatus yatim karena bapaknya, Abdullah bin Abdul Muthalib, wafat ketika Nabi masih di dalam kandungan. Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah kondisi yatim dalam tingkatan yang tinggi.”

5. Hikmah yatimnya Nabi ialah agar tidak menjadi alasan bagi para penolak dakwah beliau untuk berkata, Muhammad melakukan dakwahnya itu karena arahan dari ayahnya atau sebagai warisan ayahnya.

6. Hikmah lain Nabi dilahirkan dalam keadaan yatim yakni menjadikan beliau lebih tanggap terhadap nilai kemanusiaan. Karena orang yang telah merasakan langsung pedihnya kehilangan anggota keluarga, memiliki sensitivitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum pernah merasakan.

7. Kehidupan Nabi dalam usia balita bersama ibunya tanpa ditemani ayahnya bukan secara kebetulan, karena sebelum beliau telah hidup juga para Nabi yang dibesarkan oleh ibunya. Sebagai contoh: Nabi Ismail hidup bersama ibunya dan jauh dari ayahnya, Nabi Ibrahim; Nabi Musa hidup bersama ibunya dan dibesarkan oleh ibunya; Nabi Isa juga tumbuh dan besar bersama ibunya. Begitu juga Nabi Muhammad masa kecilnya dilalui bersama ibunya, Aminah binti Wahab.

8. Allah memberikan pelajaran betapa besarnya peran seorang ibu dalam mendidik anak. Sehingga berbanding lurus dengan pentingnya memilih seorang istri yang kelak menjadi pengajar pertama dan utama bagi anak-anak kita. Sekali lagi, ini merupakan bukti nyata besarnya pengaruh perempuan di dalam masyarakat Islam.

Wallahu'alam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-3 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-4

Mengapa Nabi Muhammad SAW Disusui Ibu Susu di Pedesaan?

1. Setelah kelahiran Nabi, ibunda Aminah menyusui selama 3 atau 7 hari. Kemudian Nabi diasuh oleh seorang budak perempuan warisan bapaknya yang bernama Ummu Aiman atau nama aslinya Barakah binti Tsa’labah. Kemudian beberapa hari setelah itu disusui oleh Tsuwaibah, mantan budak paman Nabi, Abu Lahab.

2. Tiba masa Nabi harus disusui oleh wanita lain di daerah yang jauh dari kota. Ini merupakan tradisi bangsa Arab, jika seorang bayi yang dilahirkan harus disusui wanita lain di daerah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk:

- meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena banyak menghirup udara segar yang jauh dari polusi kota.

- menguatkan otot karena perkampungan Bani Sa’ad merupakan daerah yang berbukit bukit.

- memelihara kefasihan berbahasa Arab yang baik karena di daerah pedalaman, bahasa lebih terjaga dibandingkan di kota Makkah yang pada saat itu didatangi banyak orang dari penjuru dunia.

3. Semua yang dialami oleh Muhammad kecil di pedesaan merupakan bentuk bekal dari Allah untuk mempersiapkan kapasitas diri bagi seorang Nabi. Seperti diketahui, selama hidupnya Nabi jarang sakit sehingga fisiknya selalu prima dalam menjalani banyak peperangan meski usianya sudah tidak muda lagi. Selain itu, sebagai pemimpin Nabi memiliki kekuatan dari segi bahasa yang keluar dari mulutnya. Para ahli sejarah mencatat bahwa perkataan Nabi itu efisien, singkat namun memiliki makna yang mendalam.

4. Maka datanglah rombongan wanita mencari bayi yang mau disusui. Kemudian ditawarkanlah Rasulullah SAW kepada para wanita itu. Mereka semuanya menolak tatkala dikatakan bahwa anak tersebut anak yatim. Setelah semua rombongan itu telah mendapatkan anak susuan di Makkah, sementara Halimah belum mendapatkan anak susuan. Maka dia kembali ke kediaman Aminah untuk terpaksa mengambil anaknya sebagai anak susu dengan berharap semoga ada keberkahan pada diri Muhammad kecil.

5. Ibu susu Nabi bernama Halimah binti Abi Dzuaib yang berasal dari perkampungan Bani Sa’ad sehingga sering disebut Halimah As-Sa’diyah. Selama dua tahun, setiap enam bulan sekali Halimah datang ke Makkah menemui ibunda Muhammad hingga masa susuan usai. Berakhir masa susuan membuat Halimah sedih, karena sejak mengambil Muhammad sebagai anak susu banyak sekali keberkahan yang dirasakan dalam keluarganya. Kemudian, ia memberanikan diri mendatangi Aminah untuk meminta agar Muhammad kecil bisa tinggal lebih lama bersamanya beberapa waktu lagi. Dengan berat hati Aminah mengizinkan Halimah untuk mengurus Muhammad lebih lama.

6. Di dalam buku fikih sirah dijelaskan bahwa setiap manusia mendapatkan jatah kebaikan dari namanya. Pada masa Muhammad kecil, Allah SWT telah menyiapkan kebaikan-kebaikan melalui para pengasuhnya. Ibunya bernama Aminah (yang aman), bidan yang membantu saat persalinan yaitu ibunda dari Abdurrahman bin Auf yang bernama As-Syifa (kesembuhan), kemudian diasuh oleh Barakah (keberkahan), disusui oleh Tsuwaibah (pahala), dan Halimah (pahala) As-Sa’diyah.

Wallahu'alam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-4 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-5

Pembelahan Dada Nabi Pertama

1.Peristiwa ini terjadi di perkampungan Bani Saad, setelah Halimah kembali dari Makkah untuk meminta izin kepada ibunda Nabi agar masa pengasuhan Nabi diperpanjang. Usia Nabi saat pembelahan dada sekitar empat atau lima tahun.

2. Peristiwa ini dijelaskan dalam Hadis Sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Muhammad kecil didatangi Malaikat Jibril, yang saat itu sedang bermain dengan beberapa anak kecil lain. Malaikat Jibril memegang beliau dan merebahkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan jantung beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.” Lalu Malaikat Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunakan air Zamzam, kemudian menata dan memasukannya ke tempatnya semula. Melihat kejadian tersebut anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susu Nabi (Halimah) dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!”

3. Dengan adanya kejadian ini, Halimah merasa khawatir terhadap keselamatan beliau. Sehingga dia segera mengembalikan Nabi kepada ibunya di Makkah. Kemudian beliau hidup bersama ibunda tercinta hingga berumur enam tahun.

4. Peristiwa ini merupakan proses persiapan yang dilakukan Allah untuk calon Nabi-Nya agar kelak jiwa Muhammad bersih dari dosa dan godaan setan. Sehingga beliau dapat menyampaikan dengan baik tuntunan wahyu kepada ummatnya. Juga sebagai tanda bahwa Muhammad kelak akan memikul urusan yang agung karena sejak kecil sudah mengalami kejadian unik.

5. Peristiwa ini juga mengajarkan kita sebagai orang tua, bahwa saat anak masih kecil merupakan waktu untuk membersihkan dari pengaruh buruk setan. Agar kelak anak mudah menerima bimbingan wahyu dari Allah dalam menjalani kehidupan. Jangan justru masa kecil anak kita memasukkan pengaruh-pengaruh setan kepada anak, seperti: diperdengarkan lagu yang tidak bermanfaat, dipertontonkan tayangan tidak mendidik, dan diajak ke lokasi yang tidak membuat anak semakin mengenal Allah.

6. Bentuk fisik Rasulullah banyak diceritakan oleh kalangan sahabat muda, karena mereka sejak kecil sudah hidup bersama beliau. Seperti Anas bin Malik sejak usia belia menjadi pembantu di rumah Rasul. Anas meriwayatkan sebuah hadis pernah melihat di dada Rasulullah ada bekas jahitan sebagai bukti benarnya kejadian pembelahan dada ini. Jika Allah menghendaki, bisa saja malaikat menjahit kembali dada Nabi tanpa meninggalkan bekas atau bahkan tidak perlu dilakukan pembelahan dada tetapi langsung saja dibersihkan. Namun, Allah memberikan tanda bekas jahitan agar lebih dekat dengan pemahaman manusia bahwa kejadian ini harus diimani karena terjadi secara nyata.

7. Informasi dari sahabat Anas dapat menjawab pihak-pihak yang tidak meyakini kebenaran peristiwa ini. Mereka menganggap pembelahan dada Nabi hanya peristiwa simbolis yang tidak benar-benar terjadi. Padahal, saat ini manusia dengan segala keterbatasannya dapat melakukan operasi yang jauh lebih rumit. Apalagi jika dibandingkan saat itu hanya membelah dada, bahkan dilakukan oleh Malaikat Jibril atas perintah langsung dari Allah. Mana yang lebih agung pembelahan laut di zaman Nabi Musa dengan sekadar pembelahan dada? Mana yang lebih agung Nabi Ibrahim tidak hangus dibakar api dengan sekadar pembelahan dada?

8. Pembelahan dada Nabi yang kedua terjadi saat menjelang peristiwa besar, Isra Miraj.

Wallahu'alam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-5 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-6

Wafatnya Ibunda Nabi

1.Saat umur Nabi mencapai enam tahun, ibunda Aminah mengajak Muhammad kecil untuk mengunjungi makam ayahnya di Madinah.

2. Selain mengajak Muhammad, Aminah juga mengajak mertuanya ‘Abdul Muthallib dan Ummu Aiman pembantunya. Mereka harus menempuh jarak dari Makkah ke Madinah sekitar 400 KM.

3. Setelah tiba di Madinah, Aminah mengajak Muhammad kecil ke makam ayahnya. Aminah begitu terharu saat menyaksikan Muhammad mendekati kuburan ‘Abdullah. Muhammad hanya dapat melihat gundukan tanah dan batu nisan, bukan wajah ayahnya.

4. Setelah satu bulan Aminah dan keluargnya tinggal di Madinah, mereka pun bersiap kembali ke Makkah. Belum juga tiba di Makkah, Aminah menderita sakit dan semakin parah. Hingga akhirnya Aminah wafat di Abwa, sebuah daerah antara Makkah dan Madinah.

5. Muhammad di usianya yang baru genap enam tahun, sudah menjadi seorang yatim piatu, tiada berayah-ibu. Kondisi ini menggores luka yang sangat perih dalam benak seorang anak kecil seperti Muhammad.

6. Peristiwa ini membuat terasa indah kandungan Hadits Nabi yang berbunyi, “Saya akan bersama dengan orang yang menyantuni anak yatim di surga, kemudian beliau mengatakan itu sambil mendekatkan jari telunjuk dan tengah sebagai perumpamaan dekatnya beliau dengan penyantun anak yatim.

7. Hadits tersebut menjadi relevan dan memiliki pesan yang kuat karena sudah menjadi pengalaman hidup yang dirasakan langsung oleh Rasulullah SAW.

8. Mari kita merenungi kembali betapa tinggi derajat orang yang memelihara anak yatim. Selain karena mengikuti anjuran Nabi kita, tetapi juga terkait dengan menjaga keimanan seseorang. Di antara anak-anak itu ada yang kehilangan orang tua saat masih dalam kandungan, ada yang kehilangan saat masih menyusui, ada yang tidak punya pakaian dan tempat tinggal, dan ada juga yang tidak memiliki makanan dan minuman. Di waktu yang sama, banyak terjadi musuh Islam datang menawarkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akhirnya, mereka mengambil alih pemeliharaan untuk kepentingan mengalihkan dari agama Islam.

9. Dari peristiwa ini juga bisa diambil pelajaran bahwa anak yatim tidak boleh disembunyikan siapa ayahnya. Meski harus menempuh jarak yang cukup jauh dan melelahkan, Aminah tetap mengajak Muhammad kecil untuk mengetahui siapa ayahnya dengan mengunjungi makamnya.

Wallahu a’lam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-6 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-7

Muhammad Dalam Asuhan Sang Kakek

1. Setelah ibunda wafat, Muhammad kecil kini diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, di Makkah. Usia Muhammad saat itu 6 tahun dan masa pengasuhan bersama kakeknya berlangsung selama 2 tahun.

2. Abdul Muthalib merupakan tokoh terhormat di kalangan Quraisy. Setiap mata yang memandang akan terpesona oleh ketampanan, kewibawaan, kearifan, dan kemuliaan pribadinya. Jika dia datang, semua orang tertunduk dan tidak seorang pun bernyali untuk berbicara di depannya. Dialah yang berwenang untuk berbicara atas nama Quraisy kepada penguasa di negeri tetangga. Dia pula yang menduduki jabatan duta besar kabilah Quraisy dan menerima delegasi dari luar.

3. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya. Ia tidak segan menciumnya di hadapan khalayak, menggendongnya, dan membawanya ke sana kemari. Lebih dari itu, sang kakek amat mengagumi cucunya.

4. Pernah suatu hari, Muhammad menduduki singgasana yang khusus disediakan kaum Quraisy untuk Abdul Muthalib. Selama ini, tidak seorang pun berani mendekat, apalagi duduk di atas singgasananya. Namun, Muhammad dengan lugu dan berani menduduki singgasana sang kakek. Seorang pembantu menarik tubuh Muhammad dan menurunkannya dari atas singgasana, tetapi Muhammad dengan polosnya kembali menduduki tempat itu. Bukannya marah, sang kakek hanya tersenyum melihat ulah cucu kesayangannya. Dia elus punggung Muhammad dengan kasih sayang sambil berujar, " Biarkan dia, Demi Allah di akan menjadi orang besar!"

5. Kasih sayang sang kakek tak bertahan lama. Kembali Muhammad ditinggalkan orang yang mencintainya. Saat Muhammad berusia 8 tahun, sang kakek meninggal di Makkah. Ia lalu diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, sesuai wasiat Abdul Muthalib.

6. Di sini kita bisa mengambil pelajaran bagaimana menjadi seorang kakek dalam mendidik cucu agar kelak menjadi orang besar. Lihat perkataan Abdul Muthalib saat tidak melarang Muhammad bermain di singgasananya, "Biarkan dia, Demi Allah di akan menjadi orang besar!" Ya, ini pelajaran penting bahwa sebagai kakek harus selalu memberikan kata-kata positif. Jangan justru memberikan perkataan negatif kepada cucu.

7. Wafatnya orang-orang terdekat yang paling dicintai merupakan pendidikan langsung dari Allah akan keimanan, bahwa Rasulullah sejak kecil sudah dilatih untuk tidak sedikitpun menggantungkan hidup kepada makhluk.

Wallahu a’lam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-7 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-8

Muhammad Diasuh Oleh Abu Thalib

1. Muhammad berusia 8 tahun ketika mulai diasuh oleh pamannya. Abu Thalib merupakan saudara kandung dari Abdullah (ayahnya Muhammad) dan mereka berdua anak dari jalur ibu yang sama yaitu, Fatimah binti Amr bin Aidz. Sebab itu, Abdul Muthalib sebelum wafatnya berpesan kepada Abu Thalib untuk mengasuh Muhammad.

2. Pengasuhan dan perlindungan Abu Thalib terhadap Muhammad berlangsung sejak kecil hingga dewasa. Proses ini berlangsung selama 42 tahun, karena Abu Thalib wafat pada tahun sepuluh kenabian ketika Nabi berusia 50 tahun.

3. Meskipun tokoh terhormat di kalangan Quraisy, Abu Thalib orang yang miskin dan memiliki anak yang banyak. Tetapi, Abu Thalib mencintai Rasulullah melebihi kecintaan kepada anak-anaknya. Muhammad kecil hidup bersama di rumah Abu Thalib.

4. Jika memungkinkan, konsep pengasuhan yang baik bagi anak yatim dengan cara dibawa pulang ke rumah untuk hidup bersama. Hal ini akan mempercepat proses pendidikannya, sebab dia akan banyak belajar kehidupan nyata dalam keseharian di rumah. Muhammad kecil sadar bahwa dia bukan anak kandungnya Abu Thalib, ini pendidikan bagus untuk menyadari posisinya di tengah keluarga Abu Thalib. Karena dalam Islam anak yatim nasabnya tidak boleh disembunyikan.

5. Bersama pamannya, Muhammad belajar banyak hal diantaranya menggembala kambing. Dari pekerjaan menggembala ini dia mendapat upah beberapa Dinar. Dalam sebuah hadis sahih Nabi bersabda, "Tidak ada seorang Nabi kecuali pasti pernah menggembala kambing." Jadi, jika ingin menjadi pemimpin besar maka perlu menggembala kambing karena ini profesi seluruh Nabi.

6. Banyak hikmah yang didapat ketika menggembala kambing:

- kesabaran, karena binatang tidak mudah untuk diberikan instruksi.
- tawadhu, melakukan pekerjaan fisik yang kasar dan kotor.
- berani, karena harus terus berpindah mencari lokasi yang cukup rumput dan air. Maka diperlukan keberanian jika ada gangguan selama perjalanan. Karena tidak ada gagasan besar yang dibawa oleh orang yang penakut.
- belajar melakukan hal teknis, agar kelak memahami proses kerja dan bisa menghargai pekerjaan anak buah.
- komunikasi, jika binatang saja mampu dipimpin apalagi manusia. Karena komunikasi kemampuan yang vital bagi pemimpin.
- empati, sebab binatang tidak bisa bicara maka harus mampu melihat kondisi ternaknya dengan melihat dari bahasa tubuh. Hal ini sangat bermanfaat saat memimpin yaitu dapat memahami kondisi anak buah cukup dengan melihat bahasa tubuhnya.

7. Selain menggembala, Muhammad muda juga belajar berdagang karena ini keahlian yang dimiliki oleh Quraisy seperti yang diabadikan di dalam Al-Quran dalam surat Quraisy. Muhammad menjadi asisten Abu Thalib dalam berdagang. Bahkan, Abu Thalib mengajak keponakannya berdagang ke luar negeri yaitu ke negeri Syam yang terletak di sebelah utara Makkah.

8. Perjalanan (travelling) level internasional ini memberikan banyak hikmah bagi Muhammad diantaranya memperluas jangkauan cara pandang kehidupan sekaligus menambah wawasan dan pengalaman. Bagi anak muda yang hobi travelling selayaknya jangan lupa menemukan nilai-nilai penting ini agar travelling kita lebih bermakna.

9. Selama perjalanan Muhammad berjumpa dan melihat berbagai macam orang dan budaya dari berbagai wilayah di dunia. Pengalaman ini penting bagi bekal seorang pemimpin agar memiliki visi jauh ke depan, tidak mudah menghakimi sebuah kondisi karena memiliki banyak stok referensi kehidupan sosial, dan terbiasa berinteraksi dengan orang-orang di level dunia.

10. Dalam masa remajanya Muhammad bersama Abu Thalib bertemu dengan pendeta Buhaira. Setelah mendengar penjelasan dari Buhaira, Abu Thalib menyembunyikan Muhammad agar orang yang mengetahui tanda-tanda kenabian dalam dirinya tidak bisa menyakitinya. Abu Thalib mengetahui potensi pada Muhammad akan memikul tugas besar sehingga infonya perlu disembunyikan sampai waktu yang tepat.
11. Dalam merintis proyek besar sebuah peradaban perlu sabar dalam persiapannya. Jika sebuah proyek terlalu cepat diumumkan ke publik bisa jadi tidak akan terwujud. Ini merupakan cara berpikir visioner sebab setiap proyek memiliki momentumnya. Seperti buah jika kita ingin menikmati rasa manisnya maka jangan dipetik dari pohon saat belum matang.

Wallahu a’lam.
Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-8 jika ada pertanyaan silakan kirim melalui chat ke admin @adm1210

Jawaban dari pertanyaan yang berhubungan dengan tema pembahasan akan kami posting melalui channel ini.

Jazaakumullah Khayraan Katsiraan
Mutiara Sirah Nabawiyah ke-9

Masa Remaja Muhammad

1. Jika sejak kecil hingga usia 12 tahun Muhammad banyak menerima pembinaan dari segi fisik, maka pada rentang 15-20 tahun Muhammad mendapat porsi pendidikan dari Allah dalam hal interaksi dengan masyarakat. Dalam fase ini Muhammad mengalami beberapa peristiwa yang mematangkan karakter kepemimpinan diantaranya Perang Fijar dan Perjanjian Fudhul (Hilful Fudhul).

2. Perang Fijar terjadi antara pihak Bani Kinanah dan Quraisy yang berhadapan dengan pihak Bani Qais Ailan. Perang ini disebabkan karena terjadinya pembunuhan saat bulan haram yang melibatkan anggota suku yang saling terikat perjanjian. Keterlibatan Muhammad dalam perang ini karena diajak oleh paman-pamannya.

3. Muhammad remaja mendapat tugas sebagai pengumpul anak panah musuh untuk diberikan kembali kepada para pamannya. Meskipun tugasnya terlihat sepele, namun posisi Muhammad perlu keberanian tinggi. Karena sebagai pengumpul anak panah berarti posisi beliau terjangkau oleh tembakan anak panah musuh. Berbeda jika dibandingkan posisi sebagai logistik yang berada di belakang barisan. Posisi pengumpul anak panah terbuka peluang saat melakukan tugasnya tubuhnya bisa saja ikut tertembus anak panah musuh.

4. Meskipun tugasnya tidak bisa dianggap mudah, Muhammad dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Penyebabnya karena keberanian dalam dirinya telah dipupuk sejak kecil. Terbiasa hidup sendiri tanpa orang tua, menjaga hewan-hewan yang digembalakan dari gangguan, dan travelling ke luar negeri. Semuanya terakumulasi di masa remajanya sehingga bisa memiliki keberanian yang cukup saat ikut dalam Perang Fijar.

5. Hilful Fudhul terjadi selang beberapa bulan setelah Perang Fijar. Perjanjian ini disebabkan karena ada seseorang dari Yaman yang berdagang di Mekkah, kemudian mendapat perlakuan tidak adil dari salah satu pembesar Quraisy, Al-Ash bin Wail (ayah dari Amr bin Ash). Ia tidak mau membayar barang dagangan yang sudah dibeli dari pedagang asal Yaman tersebut. Kemudian salah satu paman Nabi, Az-Zubair bin Abdul Muthalib, berinisiatif mengumpulkan beberapa kabilah untuk membantu pedagang yang terzalimi tersebut. Akibat perkumpulan itu terjadilah sebuah perjanjian yang hasilnya pedagang tersebut mendapat keadilan berupa pembayaran dari Al-Ash bin Wail.

6. Dalam Hilful Fudhul, Muhammad muda ikut mendukung dan menghadiri perjanjian di rumah Abdullah bin Jad'an. Pertemuan itu berisi nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Bahkan Nabi pernah bersabda, "saya telah menyaksikan perjanjian yang lebih dicintai daripada unta merah, seandainya saya diajak dalam perjanjian yang sama dalam Islam maka saya akan bergabung".

7. Kezaliman merupakan musuh bersama sehingga banyak pihak yang ingin melawannya. Kita perlu startegi untuk merumuskan isu-isu yang bisa diselesaikan bersama dengan pihak-pihak yang berseberangan. Umat Islam bisa berkolaborasi dengan umat agama lain: Kristen, Budha, dan Hindu untuk sama-sama memberantas minuman keras, narkoba, pornografi, tawuran remaja, tayangan tidak mendidik, dll.

8. Dalam isu-isu yang jelas bernilai kebaikan, Muhammad hadir di tengah masyarakat. Coba bayangkan jika Muhammad tidak pernah muncul di masyarakat, kemudian tiba waktunya beliau diutus sebagai Nabi untuk menyerukan Islam. Mungkin respon masyarakat Mekkah akan acuh tak acuh karena merasa selama ini Muhammad tidak pernah terlihat di masyarakat. Namun sebaliknya, fakta sejarah mencatat bahwa Muhammad selalu hadir dalam setiap peristiwa penting yang terjadi di masyarakat.

9. Sebagai aktivis dakwah, kita perlu terlibat dalam kegiatan di masyarakat seperti rapat RT/RW, kerja bakti, jadwal ronda, kegiatan Karang Taruna, dll. Sebab suatu saat ketika kita ingin menyebarkan nilai-nilai Islam atau mengadakan kegiatan keislaman di lingkungan tempat tinggal, harapannya masyarakat dengan sukarela mendukung dan ikut berkontribusi. Hal ini dapat terjadi jika kita sudah memiliki track record yang baik berupa kehadiran dalam kegiatan kemasyarakatan.
10. Seseorang tidak bisa tiba-tiba jadi pemimpin tanpa pernah terlibat di masyarakat. Jika seseorang tidak rutin membersamai masyarakat, maka seruannya akan sulit didengar apalagi diikuti. Inilah manfaat dari kontribusi yang diberikan Muhammad saat remaja dalam Perang Fijar dan Hilful Fudhul. Pemimpin seperti inilah yang kita inginkan, yaitu pemimpin yang lahir dan tumbuh bersama dengan masyarakat. Hal ini yang disiapkan oleh Allah untuk kepemimpinan Nabi Muhammad sekitar 20 tahun lagi sejak masa remajanya.

Wallahu'alam.

***Dari Mutiara Sirah Nabawiyah ke-9 jika ada pertanyaan atau diskusi bisa disampaikan melalui kolom komentar.
HTML Embed Code:
2025/06/27 21:56:17
Back to Top