TG Telegram Group Link
Channel: 21.21
Back to Bottom
Malam tanpa bintang dan bulan yang datang hanya sebatas senyuman.
Tak perduli sekeras apapun dirimu menghilang, jika dirinya masih merasakan hadirmu maka kisah kalian akan selalu terang.

—Ssun
#literasiduasatu
Mungkin bukan tidak terwujud, tapi belum cukup untuk sampai kesana. Mari perderas lagi doa-doamu, kawan.

~kaf
#rekanliterasi
menulis nggak melulu soal rasa, tapi tulisan pasti memiliki rasa.
—pemalsurasa
#rekanliterasi
Malam lidu, gimana harimu?
Semoga tetap indah tanpa gundah nya luka luka biru yang semakin pilu.


—Ssun
#literasiduasatu
Gimana hari ini?
Anonymous Poll
22%
Buruk
58%
Not bad
20%
Baik
Kamu masih bisa bertahan kan?
Anonymous Poll
47%
Tentu!
41%
Mungkin
12%
ga deh kayanya
Yang bilang ngga, kenapa hei?
Kalo ada sesuatu yang gabisa kamu ceritain di sana, ayo cerita sama kita disini @duasatubot atau @Ssunreal_bot
Kamu harus bahagia
Anonymous Poll
31%
Iya, udah kok
69%
pasti
nampak dalam aksa milikmu
secercah harapan untuk semua ini
yang kian lama kian hirap
rasa letih menyerbak di daksa.

walau anca nampak berjuta
walau cobaan memaksa
kita tetap terlihat benawat
ugem pada janji manis yang keluar
dewana pada afsun.

tidak mudah karna saban hari membancang atma yang bersemi
baka dalam kalbu dan merona dalam raga.

pada akhir kita sumarah akan lokawigna
terbebas dari nestapa
arumi cita cita dan penuh harsa.

segudang kata tak lagi bermakna
"yakinkanlah cintamu, yakinkan segalanya"
renjana sudah pudar apalagi cinta
terisa lara penuh dan berang
saya melangkah keluar, menuju damai sang atma.

-semestabiru, inspired by song; Sakura Dalam Pelukan (Chrisye; DEKADE)
Kau mungkin bertanya-tanya perihal duka yang kau pikir tak pantas kau dapat.
Terkadang kau menyalahkan tuhan, seolah ia lah yang bertanggung jawab atas setiap goresan pedih yang merambat.

Namun, pernahkah kau berfikir akan karma?
Tentang dunia yang percaya akan sebab dan akibatnya?
Mengenai semua pesakitan yang orang lain terima sebab kata maupun langkah yang telah kau lakukan.

Mungkin tidak, sebab kau percaya bahwa engkaulah orang baiknya.

-em
Aku menyebutnya negeri diatas awan, dimana manusia memiliki hak dan keadilan yang sama. Kekuatan masih yang utama, namun tak lagi digunakan untuk menindas si lemah. Ia yang kuat menjadi pelopor perdamaian, memberantas para monster, penyelamat peradaban.
Disana, tak lagi kau dapatkan kawan yang menipu demi segelintir uang, tak juga sanak saudara perebutkan harta, tahta, dan warisan keluarga.
Mereka hidup berdampingan tanpa rasa iri, yang menjadikan tak ada si kaya dan miskin lagi.


"Mereka tak punya obsesi?" Seorang gadis kecil dibarisan terdepan mengangkat tangannya tinggi.
Aku tersenyum, ku jawab ia dengan anggukan,
"Benar, mereka tak lagi punya obsesi".

Anak laki-laki disebelah gadis itu mengerutkan dahinya, tak hanya ia, 10 bocah di ruangan inipun mulai bertingkah aneh.
"Aku tak ingin tinggal di atas awan, tempat itu menakutkan".
Salah seorang anak laki-laki berseru ketakutan. Aku menyeringai, "Kau benar Em, jika di dunia ini perdamaian seperti itu tercipta. Maka manusia hanyalah raga tanpa jiwa".

Em.
“KOBAR CITTA BAGI KSATRIA”

Aku kesini untuk kembali bersama rindu yang sepertinya sudah terjerat mati, mengurai kenangan yang mendera menjelma puisi. Aku terselap menghitung seberapa banyak hari yang membuatku fasih menyebutmu sebagai milikku, seingatku itu cukup singkat namun melekat—bagiku. Dan, aku masih ingat.

Aku masih ingat kecupan hangatmu pada langit yang akan menjemput senja bersama angka kilometer yang kita tempuh sebagai saksi.
Aku masih ingat disepanjang jalan yang dipenuhi hiruk pikuk kota, tanpa ragu kedua tanganku mendekap tubuhmu.
Gugup, itulah kata yang keluar dari gerak tubuhmu. Senang kah? Atau malu kah? Ku cari tahu jawabannya, berhasil menciptakan semburat merah dipipiku.

Aku masih ingat seberapa lincahnya jemarimu menautkannya dengan milikku, menepis batas dan tak ingin lepas.
Aku masih ingat dahulu aku terbiasa menyematkan kesepian pada larutnya malam, namun sempat kau ganti dengan gema suaramu: berbincang diiringi tawa yang penuh cinta.
Aku masih ingat raut kekhawatiran jelas tercetak di wajahmu tetapi kamu berusaha menenangkanku disaat jiwaku rapuh dan pikiranku tak hentinya berbicara dengan riuh; aku hampir gila.

Aku masih, masih disini dengan sisa kisah yang telah usai disaat kamu sudah menemukan pengganti.

— celotehan waktu
#literasiduasatu
Audio
Mungkin saja suatu hari nanti kau berpisah dengannya dan (ingin) kembali kepadaku.

— celotehan waktu
#suaraliterasi
Halo, dengan Sunny di sini. Wah, rindu rasanya dengan segala kenangan bersama Literasiduasatu. Kalian apa kabar? Baik, 'kan?
hi, swastamita disini. ada yang kangen ga nih?
hi
omg kaget bgt ternyata masih ada yg mantengin lidu
anw swastamita here, sedikit info kalo lidu emang udah lama ga aktif karena kesibukan masing-masing.

tbh, pengen banget back buat ramein lidu lagi tapi otaknya udah beda sama dulu jadi agak susah buat nyusun kata-katanya huhu
HTML Embed Code:
2024/04/28 23:43:34
Back to Top